ads

Cerita Sex Dewasa : Ungkapan Terima Kasih

Karena berlokasi di pinggiran kota Padang, peraturan sekolah kami cukup ketat. Bukan hanya masalah absensi, pakaian seragam, atau kerapihan rambut. Siswa-siswi juga dilarang merokok, minum miras, pacaran apalagi berhubungan seks. Beberapa kali siswa atau siswi dipanggil BP untuk diluruskan. Wali kelas kami Bu Susi juga termasuk guru BP.


Sore itu Toni, teman sekelas waktu di kelas satu, datang ke rumah dan masih menggunakan seragam sekolah, “Jar, bantuin aku dong..”, kata Toni. “Aku tadi dipanggil BP, diancam mau dikeluarkan dari sekolah”.


 Foto bugil syahrini


“Hah.., Memangnya kamu salah apa?” tanyaku.
“Waktu lagi pulang aku dipanggil ke ruang Pak Dedi guru ekonomi, urusan PR dan nilaiku. Pas sudah selesai dan mau pulang, aku ketemu guru BP dan diajak ke ruang BP. Pas didalam task u digeledah terus kepergok bawa buku cerita porno”, jawabnya.
“Kenapa begitu saja ancaman hukumannya berat?”, tanyaku
“Buku pornonya sih masih ringan. Kata guru BP, dia pernah memergoki aku sekamar berdua dengan Wulan. Itu yang berat”, Toni merasa bersalah. Wulan adalah pacar Toni sejak kelas satu, dulu mereka sekelas, sekarang Toni di IPS, Wulan di IPA.
“Terus, kenapa minta tolong aku?”, tanyaku
“Guru BP yang manggil itu Bu Susi. Dia kan wali kelasmu. Pas ketemu BP aku ketemu Yuni, bendahara kelasmu, aku cuma cerita ke dia bahwa ancamannya berat. Kata Yuni, Bu Susi mau dengerin kata2mu”, Toni menjelaskan. Duh Yuni.. masih saja berusaha mencari tahu hubunganku dengan perubahan sikap Bu Susi.
“Aku nggak dekat sama Bu Susi. Tapi sebagai temanmu, aku coba deh”, kataku
“Cepat ya Jar, mumpung baru Bu Susi yang tahu. Aku takut Wulan juga dipanggil dia, terus diancam mau dikeluarin”, katanya penuh harap, lalu pamit.

Segera aku menuju rumah Bu Susi. Sampai di sana ternyata Wulan baru keluar dari Bu Susi dengan tertunduk. Aduhh, telat. Aku segera menghampiri Susi, dia tak mau cerita kesedihannya. Aku bilang, bahwa Toni sudah cerita semua dan minta tolong aku menemui Bu Susi.

Akhirnya Wulan mau cerita

“Tadi sepulang sekolah aku nunggu Toni di warung, nggak tahunya yang muncul Bu Susi dan nyuruh ikut ke rumahnya segera, minta tolong dan ada hal penting. Di rumah Bu Susi, awalnya dia minta tolong merapikan PR kimia anak2 kelas satu”.
“Setelah itu dia bertindak sebagai guru BP. Dia bilang BP dilakukan di rumah karena masalah sensitif. Dia tahu hubungan aku dengan Toni. Dia periksa tasku, dan dua kondom di dompetku ketahuan sama Bu Susi. Dia juga bilang bahwa pernah memergoki aku beberapa kali sekamar berdua dengan Toni. Dan dia sudah memanggil Toni ke ruang BP tadi. Aku nggak bisa menghindar dan mengakui. Terus dia bilang aku dan Toni bisa dikeluarkan dari sekolah”. Sambil kuantar pulang dengan motor, Wulan semakin terisak.

Aku coba tenangkan dia bahwa aku akan bicara sama Bu Susi.

Setelah mengantar Wulan, aku langsung ke Bu Susi. Di rumahnya dia sedang ceria, katanya baru terima telpon dari calon suaminya, ngomongin masalah pernikahan. Aku senang melihat dia gembira. Lalu Bu Susi mempersilahkan aku masuk. Aku sedikit bertanya tentang calon suaminya dan dengan semangat Bu Susi bercerita tentang status duda beranak satu, Bu Susi sudah akrab dengan anak dan keluarga besar calon suami. Dia merasa cocok dengan sikap dan kebaikan calon suami.

“Ibu sedang dimabuk asmara ya?. Sama dong sama Toni dan Wulan yang sedang dimabuk asmara”, aku mulai masuk ke permasalahan.

Bu Susi kaget dan berargumen bahwa mereka telah berhubungan melebihi batas yang belum boleh untuk anak seumur mereka.

Aku sampaikan bahwa aku juga pernah berhubungan seks dengan Bu Susi. Dan menurutku Toni dan Wulan masih menjaga diri. Mereka tidak mempertontonkan tindakan melampaui batas di sekolah dan di lingkungan sekolah. Perbuatan mesum mereka lakukan jauh di luar kota atau di kota Padang. Mereka berhubungan seks dengan aman karena memakai kondom, mereka tidak mau Wulan hamil.

Cukup lama aku mencoba memberi pengertian. Bu Susi ingin menegakkan aturan, tetapi dia sendiri sebenarnya melanggar aturan, karena punya video porno dan bernah berhubungan seks dengan aku muridnya. Aku menekankan bahwa apa yg telah terjadi, yg penting terjaga rahasia, tidak mempengaruhi orang dan tidak diulang lagi. Seperti aku, Toni dan Wulan masih punya masa depan, dan kita tidak boleh mematahkan semangat masa depan mereka.

Bu Susi memahami maksudku dan memahami posisinya,

“Baiklah. Jaga rahasia aib orang. Dan beri kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Rahasia Toni dan Wulan ada pada kita, dan ibu tidak akan menghukum mereka asal mereka tidak melakukan lagi.. Dan kalau ketahuan satu kali lagi, maka tiada maaf”. Bu Susi menyimpulkan sekaligus mengingatkanku.

Aku mengucapkan terimakasih dan merencanakan besok siang aku, Toni dan Wulan akan ke rumah Bu Susi untuk menyelesaikan hal ini. Lalu kami cerita2 lagi tentang masa muda Bu Susi. Aku pamit dan Bu Susi memeluk dan menepuk pundakku. “Kamu cukup bijaksana”, katanya. Aku ge-er.

Besoknya kami ke rumah Bu Susi dan semua permasalahan jadi beres. Toni dan Wulan dapat nasehat panjang dari Bu Susi. Dan Bu Susi bilang bahwa dia punya mata-mta untuk mengawasi Toni dan Wulan. Setelah semua masalah diselesaikan, Bu Susi minta tolong untuk membantu memeriksa PR kimia anak kelas satu. Aku dan Wulan membantu, sedangkan Toni pulang karena ada kerjaan di rumah.

Tak berapa lama, Bu Susi mendapat telpon dari calon suaminya. Bu Susi pergi urusan calon suami dan meminta kami meneruskan kerjaan.

“Terimakasih ya Jar, telah menyelamatkan masa depanku”, kata Wulan
“That is what friend are for. Kamu berdua sahabatku”, kataku belagak bahasa Inggris.

Wulan melihat keluar jendela dan bertanya dengan suara pelan, “Aku heran, kok kamu bisa mempengaruhi Bu Susi?”. Aku hanya tersenyum, “Aku cuma berusaha jadi siswa yang baik saja”. Wulan terlihat kurang puas. Aku tetap diam sambil terus menyelesaikan tugas.

“Bagaimana aku membalas jasamu ini? Kutraktir makan saja ya?”, Wulan menawarkan. Aku bilang boleh saja.
“Tapi kayaknya kurang deh kalau cuma makan. Tambah nonton deh..”, katanya tertawa.
“Nggak usah makan, nggak usah nonton. Bagaimana kalau cium?!”, kataku meledek. Wulan berhenti bekerja dan memandangku.
“Kenapa?”, aku tertawa.

Wulan menghampiriku lalu tiba2 mencium bibirku dan aku terdorong rebah.

”Wulan.?.”, kataku, tapi tetap menerima ciumannya. Wulan melepaskan ciumannya dan menatapku yang terlentang di lantai.

Lalu mencium bibirku lagi. Aku biarkan dia menciumku. Lama-lama aku terangsang dan secara reflek tanganku menggerayang dadanya. Menyusup kebalik baju dan mencari susunya.

Wulan tak peduli, badannya dimiringkan untuk memudahkan tanganku mencari susu. Bahkan tangannya membantu menyingkap bh sehingga dengan mudah aku meremas dan memainkan susunya. Sambil menciumku, tangan Wulan mencari letak k0ntol di balik celana dan meremas-remas k0ntolku.

“Wulan?”, aku coba menyadarkannya, tapi aku sendiri jadi terangsang dan k0ntolku ngaceng. Aku membalas menyingkap rok dan menyelinapkan tanganku kebalik celana dalamnya dan memainkan vaginanya.

Wulan memelorotkan sedikit celanaku sehingga k0ntolku menyembul keluar dalam keadaan ngaceng. Lalu dia duduk diatas perutku. Tanpa mencopot rok dan celana dalam, Wulan menyingkap sisi celana dalamnya sehingga vaginanya mengintip.

“Wulan?”, aku masih ragu. Tapi tak ada waktu untuk bertanya, tangan Wulan meraih k0ntolku, meluruskan ke vaginanya dan bless.. k0ntolku masuk ke vaginanya.
“Wulan..”, aku berada di dua kebimbangan.

Wulan adalah sahabatku. Toni pacarnya Wulan, juga sahabatku. Sulit bagiku untuk bersetubuh dengan Wulan. Tapi disisi lain nafsu seks membuatku terangsang dan bergairah, aku jadi tak ingin dia berhenti.

Wulan terus menggenjot. Saat asyik menggenjot, terdengar pintu pagar di buka dan terlihat Bu Susi pulang. Dengan cepat Wulan mengeluarkan k0ntolku, lalu membetulkan celana dalamnya sehingga vagina yang ngintip tadi langsung ngumpet lagi. Lalu meneruskan tugas. Aku juga sigap membenahi celana dan menutup retsleting. Karena k0ntolku masih ngaceng, aku tengkurap menyembunyikannya sambil segera kembali mengerjakan tugas.

Bu Susi masuk dan memandang kami dan langsung membawa barang bawaan kebelakang. Ternyata masih ada barangnya di depan pintu dan Bu Susi minta tolong aku membawanya ke dalam. Aku berusaha meutupi k0ntolku yang masih tampak ngaceng dibalik celana, tapi tak bisa. Akhirnya aku mengeluarkan baju menutupi bagian selangkanganku.

Saat aku mengantar kebelakang, Bu Susi berbisik menegurku,

“Kamu nakal ya Jar. Masak ngerjain tugas begitu, napas kamu terengah2”. Bu Susi melanjutkan. Tangannya segera bergerak memegang daerah selangkanganku dan memergoki k0ntolku masih ngaceng “dan kontolmu ngaceng”.
“Memangnya sempat Jar?”, Bu Susi nggak percaya kami sempat berhubungan dan segera memakai baju lagi.
“Wulan cuma ucapin terimakasih, tapi sedikit berlebihan, jadi aku terangsang”, kataku sambil mengusap bibir, mengisyaratkan bahwa Wulan mencium bibirku.
“Oo begitu..”, kata Bu Susi. Lalu kami kembali membantu memeriksa PR kimia hingga selesai.

Aku mengantar Wulan ke rumahnya. “Ucapan terimakasihmu berlebihan, Wulan”, kataku.

“Maaf. Waktu sekelas di kelas satu, aku suka kamu, tapi kamu cuek. Lalu Toni yang baik menghampiriku. Kami jadian. Karena sudah sama-sama cinta, kami buta dan berbuat tidak semestinya. Tapi aku masih menjaga diri dengan pakai kondom”, Wulan berusaha menjelaskan.
“Tapi kamu sama aku tadi tidak pake kondom”, kataku
“Aku nggak berani bawa kondom, takut diambil Bu Susi lagi”, jawabnya
“Aku bingung Jar. Aku cinta dan sayang sama Toni. Tapi rasa suka sama kamu tidak hilang. Selama ini bisa kukendalikan, tapi waktu kamu tadi minta cium, aku menjadi buta dan hilang kendali”, Wulan berkata pelan.

Sesampai dirumahnya, Wulan minta aku tunggu sebentar. Dia masuk kedalam rumah lalu keluar lagi.

“Antarin aku ke rumah mak tuo (bude)”, katanya.
“Kemarin maktuo nitip kunci karena rumahnya kosong dua hari. Di titip untuk sore menyalakan beberapa lampu dan paginya dimatikan.”, Wulan menjelaskan

Aku mengantarnya ke rumah maktuo, lalu Wulan segera masuk ke rumah untuk menyalakan lampu.

“Jar, bantuin menyalakan lampu halaman belakang dan lampu atas ya.”

Setelah menyalakan lampu teras lantai atas, aku turun kembali ke lantai bawah. Aku kaget. Wulan menungguku dalam keadaan bugil, dan pintu rumah tertutup

“Di rumah Bu Susi tadi, aku belum selesai mengucapkan terimakasih, buat cowok yang aku suka”, kata Wulan tersenyum
“Wulan..”, aku coba meyakinkan apa yang dia lakukan, “tadi sudah cukup”
“Please..”, Wulan sedikit merengek, dia mendekatiku “tadi kan kita sama2 belum selesai.

Tubuhnya pendek sedadaku tapi badannya sintal, kulit mulus, susunya besar dengan putting coklat mendongak, dan bibir vagina tebal dengan bulu yang cukup lebat. Didekati dan dipeluk Wulan yang bugil membuatku terangsang. Aku mencium kepalanya yang menempel di dadaku. Wulan memandangku. Dia tersenyum.
Maka mulailah Wulan beraksi. Pakaianku dicopoti semua hingga aku bugil. Dia menciumi seluruh dada dan perutku lalu memegang k0ntol dan menciuminya. Dari pangkal buah zakar hingga ujung k0ntol. Lalu mengemutnya dengan lahap. K0ntolku menegang dan Wulan merasa senang.

Wulan berdiri meraih pundakku menurunkan mukaku hingga sedadanya. Dia memintaku menciumi susunya. Terasa susu yang sudah matang dan kenyal. Wulan menekan lagi pundakku sehingga wajahku berhadapan dengan vagina yang tertutup bulu jembut yang hitam keriting dan tebal. Aku menciumi vagina lebat itu. Wulan meregangkan kaki, sehingga sedikit terbuka vaginanya. Kujilati vagina itu, Wulan mendesah kencang.

Wulan mendorong pundakku sehingga aku rebah terlentang. Sekali lagi dia mencium dada, perut dan k0ntolku. Lalu dia beranjak ke meja dan mengambil sesuatu.

“Sekarang pakai kondom ya..” , katanya sambil mempersiapkan kondom untuk dipasang di k0ntolku.
“Kalau ucapan terimakasih tidak boleh ditutup-tutupi. Jangan pakai kondom”, kataku.

Wulan tampak ragu. Aku ambil kondom ditangannya, lalu kubuang. Wulan menarik napas dalam.

Lalu dia mengambil posisi diatas k0ntolku yang tegak. Dan blesssssss.. perlahan vaginanya menelan k0ntolku. Dia terus menekan sampai mentok. Walaupun tubuhnya pendek, tapi vaginanya cukup dalam. Wulan menarik napas lagi. Lalu mulai mengayun, satu tekanan, diam sesaat, lalu mengayun dan menekan lagi.

Wulan mendiamkan k0ntolku dalam vaginanya. Matanya memandang kearah kondom yang kubuang. Dia menarik napas lagi. Memandangku dan tersenyum. Lalu.. cleps, cleps, cleps.. dia menaik turunkan pantatnya, membuat k0ntolku keluar dan masuk vaginanya berulang-ulang. Kepalanya mendangak ke atas dan mulutnya bersuara tidak menentu. Semakin lama Wulan mempercepat ayunan dan goyangannya.

Setelah lama bergoyang, Wulan merebahkan diri disampingku, dan meminta aku untuk menindihnya. Aku sempatkan menciumi susunya lalu mencium bibirnya. Wulan menggenggam k0ntolku dan diarahkan ke vaginanya. Aku menekan dan bless.. k0ntolku masuk ke vaginanya hingga dasar. Wulan menggoyangkan pantatnya meminta aku untuk memompa. Maka kuayunkan pantatku sehingga k0ntolku kembali menghunjam dasar vaginanya berkali2.

Wajah Wulan yang segar, terlihat sangat menikmati dan bergairah. Sesekali erangannya terdengar mmphh…, Aku tak tahu berapa kali aku menghunjam, berapa lama aku menggenjot, tetapi Wulan sepertinya masih belum mau memuncak.

“Wulan, aku mau keluarr..”, kataku. Wulan menggoyangkan pantatnya seirama genjotanku dan coba mencapai orgasmenya.

Aku tak tahan, dan akhirnya k0ntolku memuntahkan mani yang ada di dalamnya. Wulanpun mencapai orgasmenya. Dia segera membalikkan posisi sehingga aku berada di bawah dan dia diatas. Lalu segera mengeluarkan k0ntolku dari dalam vaginanya. Lalu membiarkan mani yang berada didalam vagina mengalir keluar.

Dia tersenyum melihat k0ntolku penuh dengan mani. Lalu segera ke kamar mandi membersihkan diri. Dari kamar mandi dia memanggilku untuk mandi bersama. Kami saling menyabuni dan membilas. Wulan terus tersenyum.

“Kamu terlihat bahagia”, kataku
“Ya, hari ini aku terbebas dari ancaman dikeluarkan dari sekolah. Hari ini aku dapat kesempatan berduaan dengan cowok yang kusuka.

Hari ini… aku merasakan gesekan kontol tanpa kondom di memekku… Hari ini aku merasakan hangatnya mani yang keluar di dalam memekku..”, katanya riang.

“Tapi aku sangat sayang dan cinta sama Toni”, masih dengan senyum yang lebar, Wulan teringat pacarnya Toni.. Lalu dahinya sedikit mengernyit, dan terucap kalimat datar,
“Tapi aku akan berhenti dulu berhubungan seks dengan Toni”.
“Kenapa?”, tanyaku
“Pertama karena aku masih ingin lulus SMA dan tidak mau di dikeluarkan dari sekolah gara-gara kepergok seks. Toni juga ingin selesaikan sekolahnya. Kami berdua harus sukses”, katanya semangat.
“Alasan kedua?”, tanyaku
“Kedua, kalau nanti aku positif hamil, karena aku tidak seks lagi dan seks terakhir dengan kamu hari ini, itu berarti anakmu Jar. Tapi aku tak mau hamil dulu”, katanya sambil menepuk k0ntolku. O.. o..

Seminggu kemudian Wulan memberi kode padaku bahwa dia sedang mens, berarti dia tidak hamil. Aku lega.

Setelah kejadian itu persahabatan kami berjalan semakin baik dan kami banyak saling membantu. Akhirnya Wulan menjadi perawat dan Toni membuka toko kelontong yang cukup sukses.

Cerita Sex Dewasa, Cerita Seks Dewasa, Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Seks Indonesia, Cerita Sex Indonesia, Cerita Ngentot, Cerita Malam, Cerita Panas, Cerita Ngentot Dengan Tante, Cerita Ngentot Dengan Pembantu, Cerita Ngentot Dengan Janda.

Story 24 Seven

1 Response to "Cerita Sex Dewasa : Ungkapan Terima Kasih"

Download Video With Category